Periset Nyalakan Kembali 'Virus Zombi' Berumur Nyaris 50 Ribu Tahun, Apa Resikonya?
Periset Nyalakan Kembali
'Virus Zombi' Berumur Nyaris 50 Ribu Tahun, Apa Resikonya?
Bersamaan makin hangatnya
Bumi, susunan permafrost yang luas ikut juga mencair.
Menurut pengertian Climate Kids NASA, permafrost ialah tanah
yang membeku dengan temperatur 0 derajat celsius ataupun lebih dingin sepanjang 2 tahun ataupun lebih sepanjang beruntun.
Bertepatan dengan mencairnya tanah beku itu, material yang terjebak dalam
es sepanjang tahun ikut juga dilepaskan. Didalamnya termasuk juga beragam mikroba
yang sudah terendap sepanjang beberapa ratus ribu
tahun.
Buat pelajarinya, beberapa periset sudah menghidupkan beberapa 'virus
zombi' dari tanah beku Siberia, terhitung yang diprediksi berumur 48.500
tahun. Umur itu sebagai rekor untuk satu virus
beku yang kembali lagi ke kondisi sanggup mengontaminasi organisme yang lain.
Team yang mempelajari 'virus-virus zombi' ini dipimpin dengan seorang pakar mikrobiologi
dari French National Centre for Scientific Research, Jean-Marie Alempic. Diambil dari
Sciencealert, beberapa periset itu ungkap, beberapa virus yang
dihidupkan kembali ini mempunyai potensi jadi teror yang berarti untuk kesehatan warga.
Oleh karenanya, menurutnya diperlukan riset selanjutnya untuk ungkap resikonya.
"Seperempat belahan Bumi utara didukung oleh tanah beku tetap yang dikatakan sebagai permafrost," catat beberapa periset dalam penelitian mereka
yang bertema "An Up-date on Eukaryotic Viruses Revived
from Ancient Permafrost".
Pada publisitas ilmiah itu ditulis, karena cuaca yang memanas,
tanah beku yang mencair turut melepas material yang sudah membeku sampai satu
juta tahun. Mayoritas tergerai jadi karbon dioksida dan metana hingga makin tingkatkan dampak gas
rumah kaca.
Masih Mempunyai potensi sebagai Bakteri
Virus amoeba berumur 48.500 tahun itu pada intinya cuma salah satunya dari
13 virus yang dikaji dalam riset. Sembilan salah satunya diprediksi berumur beberapa puluh ribu
tahun.
Beberapa pakar sudah memperjelas jika tiap virus itu mempunyai genom yang lain dari beberapa virus yang sudah dijumpai di bumi ini.
Beberapa virus ini diketemukan di kedalaman danau, bulu-bulu mammoth, dan usus
serigala Siberia yang terpendam di kedalaman tanah beku. Beberapa periset menunjukkan jika beberapa virus tersebut mempunyai potensi sebagai bakteri.
Tetapi, beberapa periset virus ini menjelaskan, karena ada antibiotik
yang ada sekarang ini, karena itu kemungkinan bisa disebutkan jika beberapa virus itu tidak begitu memberikan ancaman.
Virus baru seperti SARS-CoV-2 dapat semakin berbahaya untuk kesehatan warga, intinya karena Arktik jadi lebih padat warganya.
"Kondisinya bisa lebih beresiko untuk tanaman,
hewan, atau manusia yang terserang kebangunan virus
kuno," catat periset.
"Hingga, boleh-boleh saja untuk menyangka jika virus
kuno masih tetap dapat mengontaminasi dan kembali lagi ke lingkungan bersamaan dengan
mencairnya permukaan tanah yang membeku," lanjut mereka.
Team itu dibuat untuk mengeruk beberapa virus yang terpendam di
Siberia dengan kerangka, riset awalnya sudah ungkap virus berumur 30
ribu tahun.
Virus yang dihidupkan kembali ini diberi nama sebagai Pandoravirus
yedoma. Virus itu mempunyai ukuran yang cukup raksasa untuk disaksikan memakai mikroskop sinar.
Pakar virologi dari University of California Eric Delwart sepakat jika beberapa virus memiliki ukuran raksasa
itu hanya permulaan untuk mengeksploitasi apa
yang terselinap di bawah tanah beku. Meskipun Delwart tidak turut serta dalam riset ini, ia banyak memiliki pengalaman ungkap beberapa virus tumbuhan
purba.
"Jika penulis betul-betul menutup virus hidup dari
tanah beku kuno, peluang virus mamalia yang lebih kecil dan simpel akan bertahan di dalam kondisi beku sepanjang beberapa ribu tahun," katanya ke New
Scientists awalnya.
Penelitian ini memanglah belum memperoleh inspeksi dari sepekerjaan. Tetapi, publisitasnya bisa dibaca
di bioRxiv.
Komentar
Posting Komentar